Pameran Konaspi (konfrensi nasional pendidikan )
yang ke-7 berlangsung pada hari rabu,31 Oktober 2012 sampai hari
sabtu, 3 November 2012. Pameran Konaspi yang ke-7 ini diadakan di Yogyakarta,
tepatnya di Pendopo Amplaz dan Universitas Negeri Yogyakarta-lah yang bertugas
sebagai tuan rumah dalam acara tersebut. Konaspi adalah acara pertemuan
rutin yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTKI) Nasional.
Acara ini diadakan setiap 4 tahun sekali di setiap
universitas dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan pendidikan yang
berlangsung secara 5 tahun sebagai penentuan rumusan masalah untuk memperbaiki
keadaan pendidikan.
Pameran Konaspi kali ini mengusung tema tentang
pendidikan karakter yakni “Memantapkan Karakter Bangsa Menuju Generasi 2045”.
Tema ini sesuai dengan melihat keadaan bangsa Indonesia saat ini yang kualitas
moral baiknya diambang krisis moral atau terjadinya degradasi moral. Hal ini
diciptakan guna menciptakan generasi yang memiliki karakter mulia , bermartabat
serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Acara
konaspi 7 dihadiri oleh beberapa universitas diantaranya UNY (FIS, FE, FT, FIP, FMIPA, FIK, LPPM
UNY, PSW UNY, dll), Universitas Negeri Jakarta (UNJ),
Universitas Negeri Padang (UNP),
Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Semarang, Universitaas Negeri
Makasar, Universitas Pendidikan Ganesha, dll.
Setiap universitas dari berbagai fakultas dan lembaga
di UNY menampilkan berbagai macam karya mahasiswa dan dosen. Di FBS misalnya
dari hasil wawancara saya oleh salah satu dosen FBS, beliau menerangkan bahwa
dalam pameran konaspi yang ke-7 ini FBS menampilkan dan menawarkan karya-karya
seni berupa batik yang dibuat mahasiswa langsung dari Imogiri dan kerajinan
yang tebuat dari kayu dan kawat-kawat yang sudah tidak terpakai menjadi motif
cincin, topeng dan lain-lain. Bukan hanya itu FBS juga menawarkan pengunjung
untuk membuat motif batik sendiri dengan disediakannya kain putih dan peralatan
membatik, tujuan utama dari itu semua adalah agar dapat memperkenalkan karya
kreatifitas mahasiswa yang mana hal tersebut akan dipasarkan sesuai dengan
minat pemasaran global.
Dari FIS juga tak kalah menarik penampilannya di
pameran konaspi 7 FIS mempersembahkan buku-buku dan jurnal karya mahasiswa dan
dosen. Bukan hanya itu hasil yang mereka dapatkan dari penjualan buku dan
jurnal meraka persembahkan untuk bakti sosial hal ini erat kaitannya dengan
rasa solidaritas tinggi terhadap sesama manusia. Dalam acara ini FIS bertujuan
untuk mahasiswa agar dapat menjadikan buku dan jurnal ini sebagai reverensi dan
cakap dalam membuat inspirasi untuk membuat karya buku dan jurnal yang lebih
bagus dari sebelumnya.
Lain halnya dengan FT, dari hasil wawancara saya kepada saudari Gita
jurusan tata busana 2010. Tujuan dari FT sendiri tentang diadakannya pameran
ini adalah memperkenalkan produk kepada masyarakat yang telah berkunjung ke
pameran konaspi 7 untuk memperkenalkan discovery dan invention karya mahasiswa
FT UNY agar masyarakat dapat mempermudah
dalam memecahkan suatu urusan. Dari sinilah FT mempersembahkan karya-karya
mahasiswanya yang belum pernah ada sebelumnya seperti alat bantu pembelajaran
huruf brailler, game uloondo dan masih banyak lagi.
Dari Surabaya UNESA misalnya dalam pameran konaspi kali
ini UNESA memperkenalkan dan menawarkan jurnal dan buku-buku karya mahasiswa
dan dosen. Hal ini sama dengan apa yang di tampilkan oleh FIS UNY. Akan tetapi
mereka mempunyai tujuan tersendiri dari hasil karya-karya mahasiswa dan dosen
ini mereka mempersembahkan kepada mahasiswa agar mampu memahami lebih dalam
tentang bidang kuliah yang ditekuni seperti adanya buku filsafat sosial dan
pengembangan pendidikan karakter. Mereka dalam acara ini juga mampu
memperkenalkan universitas mereka di Surabaya dari berkembangnya seperti apa
dan keberadaannya sekarang seperti apa.
Beda halnya dengan Universitas Ganesha, Ganesha
mempersembahkan produk mahasiswa berupa kerajinan dari batu seperti adanya batu
giok untuk aksesoris seperti cincin, bros, anting dal lainnya. Bentuk dan
warnanya sangat menarik juga tidak kalah penting dengan harganya karena harga
yang ditawarkan cukup menguras kantong mahasiswa bahkan menguras kantong kaum
elit, akan tetapi tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat
bahwa dari tangan mahasiswa mereka dapat menghasilkan kerajinan yang kreatif,
akan tetapi kerajinan ini belum merambah ke pasar global, mereka hanya menawarkannya
ke pasar lokal karena bisa dibilang hasil kreatifitas itu merupakan hal yang
baru bagi mereka.
Dari berbagai wawancara tiap universitas yang saya
lakukan dalam pameran konaspi 7, saya dapat menyimpulkan bahwa perkembangan
pemikiran manusia akan terus menghasilkan sesuatu jika ada kemauan dan usaha
yang keras dari tiap individu dan kelompok, hal ini erat kaitannya dengan
prespektif perkembangan dunia global yang mana membutuhkan pemikiran-pemikiran
baru yang kreatif dan inovatif. Tentang
pamerannya sendiri “ pameran konaspi 7 “ dari sinilah tiap-tiap universitas
Indonesia dapat memperkenalkan karya-karya mereka sebagai hasil dari
kreativitas mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar