Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang
kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola
di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu
menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran,
menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya,
juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Model pembelajaran adalah pola
interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan,
strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Model pembelajaran guru sama halnya dengan metode
pembelajaran guru, hal ini sesuai dangan konsep bahwa metode pembelajaran guru
merupakan cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran
berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan guru maupun siswa sehingga dapat
memperoleh hasil yang optimal. Model pembelajaran atau metode pembelajaran
menurut Sugihartono, dkk. (2007:81-84), terdiri dari berbagai macam
diantaranya:
a.
Metode
ceramah
b.
Metode
latihan
c.
Metode
tanya jawab
d.
Metode
karyawisata
e.
Metode
demonstrasi
f.
Metode
sosiodrama
g.
Metode
bermain peran
h.
Metode
diskusi
i.
Metode
pemberian tugas dan resitasi
j.
Metode
eksperimen, dan
k.
Metode
proyek.
Sebagai seorang guru, harus selalu berperan aktif
dalam lingkup pendidikan di dalam kelas maupun diluar kelas. Hal ini sejalan
dengan peran seorang guru yakni sebagai pengajar, pembimbing, dan sebagai
administrator kelas. Guru sebagai seorang pengajar harus merancanakan dan
melaksanakan pembelajaran, oleh karenanya guru dituntut untuk menguasai seperangkat
pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat
memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi, peranan
ini tergolong dalam aspek pendidikan karena guru tidak hanya menyampaikan imu
pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan.
Hal ini memjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah
tingkahlaku peserta menjadi lebih baik.
Dan guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar
mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas (model pembelajaran langsung).
Adapun model pembelajaran langsung, menurut menurut
Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah”. Sejalan dengan widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan
prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu,
sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Pembelajaran
langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi
(mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model
pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal
ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape
recorder, gambar, peragaan, dan
sebagainya. Menurut Widaningsih, Dedeh (2010:151) Ciri-ciri Pengajaran Langsung
adalah sebagai berikut :
1.
Adanya
tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2.
Pola
keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya
pengajaran.
Sumber:
Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Sumber:
Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi
belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Siswoyo, Dwi, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
UNY Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar