Selasa, 01 Januari 2013

Hubungan Simbiosis Mutualistik antara Sektor Pariwisata yang ada di Wisata Bahari Lamongan dengan Kehidupan Masyarakat Paciran-Lamongan Jawa Timur


·        Kebaradaan Lokasi Pariwisata
Wisata Bahari Lamongan , lebih tepatnya dikenal dengan nama WBL, keberadaan lokasi pariwisata ini tepatnya di desa Paciran, kecamatan Paciran kabupaten Lamongan Jawa Timur. Dulu, kawasan ini dikenal sebagai objek wisata Tanjung Kodok Paciran. Objek tersebut menjadi primadona perwisataan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur bersama beberapa tempat  wisata lainnya seperti Gua Maharani yang sekarang dikenal dengan nama Mazoola ( Maharani Zoo dan Goa Lamongan), Tanjung Kodok Resort , Makam Sunan Drajat, Sendang Agung, Sendang Duwur, dan Pantai Pasir Putih. WBL dulu, Objeknya berupa batuan cadas yang menjorok ke laut berbentuk mirip seekor kodok (katak) ditemani pohon-pohon rindang di sekitarnya. Sejarah  kawasan ini sempat dijadikan  sebagai lokasi penelitian gejala alam Gerhana Matahari Total pada 11 Juni 1983 oleh NASA.
Wisata Bahari Lamongan adalah  hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan PT Bunga Wangsa Sejati, tempat pariwisata ini didesain sedemikian rupa menjadi Jatim Park II, setelah adanya Jatim Park I di Batu Malang Jawa Timur. Sebelum perencanaan dibangunnya wisata ini pihak Pemkab Lamongan dan juga PT Bunga Wangsa Sejati melakukan studi banding dengan objek bahari serupa dengan Ancol, Sentosa Island di Singapura dan objek wisata bahari di Jepang. Dari segi konseptual desain WBL mirip dengan Taman Impian Jaya Ancol atau Sentosa Island di Singapura, sehingga tempat wisata ini lebih terlihat mempesona dibandingkan dengan keberadaan Jatim Park I di Batu Malang dan karena keberadaan wisata ini lebih luas yakni dengan luas 20 hektar dan akan diperluas lagi menjadi 24 hektar.
Tempat wisata ini dibuka sejak soft opening tanggal 14 November 2004. Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, Rumah Hantu, Istana Bajak Laut dan lain sebagainya. Tidak sulit untuk menuju lokasi wisata ini. Tempatnya  berada di pinggir Jalan Daendels Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Lamongan. Jarak tempuhnya sekitar satu jam ke utara dari Kota Lamongan, setengah jam ke barat dari Surabaya, atau ke timur dari Kota Tuban berjarak 34 km dan 2 km ke Timur dari tempat tinggal saya. Bagi pelancong yang tak berkendaraan  pribadi, begitu banyak angkutan yang bisa dimanfaatkan  untuk sampai ke tempat lokasi.
·        Ciri Khas Daerah Paciran-Lamongan Jawa Timur
Daerah desa Paciran, kecamatan Paciran, kabupaten Lamongan yang dijadikan tempat lokasi pariwisata WBL ini mepunyai ciri khas tersendiri dari pesona alamnya sampai dengan kuliner khasnya. Daerah Paciran adalah daerah pesisir pantai laut utara Jawa Timur,  pesona keindahan alamnya menjadi primadona kabupaten Lamongan, tak heran jika pariwisata WBL dikemas sedemikian rupa dengan menujukkan keindahan alam baharinya yang sangat mempesona. Hal ini sejalan dengan keberadaan desa Paciran sendiri yang mana sangat cocok  untuk dijadikan tempat wisata karena disini juga terdapat goa maharani, goa bersejarah pada zaman penjajahan Belanda, keindahan dalam goa ini dijadikan wisata juga sepaket dengan Wisata Bahari Lamongan yang tepatnya sekarang diberi nama Mazoola ( Maharani Zoo dan Goa Lamongan). Lahan pertanian yang luas adalah faktor awal di jadikannya desa Paciran sebagai tempat Pariwisata. Sehingga pendapatan Daerah ini meningkat sebanding dengan keberadaan tempat wiata ini.
Tidak hanya itu dari barang-barang soufenir yang ditawarkan tidak jauh beda dengan keadaan alam Paciran Lamongan, barang-barang soufenir yang ditawarkan terbuat dari bahan-bahan laut seperti monte-monte dari cangkang kerang, siput, dan manik-manik dari batu kerang, pasir putih dan masih banyak lagi. Apalagi dengan kuliner khasnya daerah paciran mempunyai kuliner khas seperti Jumbrek, Soto Lamongan, Legen, Siwalan dan dawet Siwalan.
mulai dari Jumbreg, makanan ini menjadi ciri khasnya desa Paciran. jumbreg, mirip seperti jenang, jumbreg dibuat dari bahan tepung beras dan santan. Bentuknya eksotik seperti kerucut dililit dengan daun lontar muda. Citarasanya legit dan harganya yang sangat murah yakni seharga RP.2.000 per 1nya. Makanan ini mencadi ciri khasnya Paciran karena rasanya yang manis, serta ada rasa gurihnya santan dan ditaburi dengan irisan nangka membuat makanan ini terasa lebih nikmat.
Dawet Siwalan, dawet ini sama seberti dawet yang lainnya akan tetapi di desa Paciran lebih ada khasnya yakni dewet terbuat dari santan yang dikasih garam, ditambah dengan sirup yang terbuat dari air pohon cematan yang dikentalkan atau yang biasanya disebut legen, dawet ini diberi campuran buah siwalan sehingga menggugah selera untuk merasakan nikmatnya.  Tidak kalah enaknya air dari pohon cematan itu tadi ( Legen) juga menjadi ciri khas minuman desa Paciran karena jarang ditemui di daerah lain dan rasa khas dari Legen itu sendiri yang rasanya sangat manis.
Tidak kalah rasa yang nikmat dengan kuah yang gurihnya soto ini menjadi ciri khas daerah Paciran-Lamongan yakni Soto Lamongan. Menjadi ciri khas daerah Lamongan rasanya yang gurih, kuahnya yang kental terbuat dari kaldu ayam dicampur dengan bahan rempah-rempah ditaburi daun bawang dan bawang goreng menjadikan Soto Ayam Lamongan ini menjadi lebih nikmat untuk dimaka,n disajikan dengan irisan lontong dan krupuk udang menambah kenikmatan tersendiri bagi orang yang memakannya.
·        Proses Hubungan antara Wisata Bahari Lamongan dengan Wilayah Desa Paciran Kabupaten Lamongan
Hubungan antara Wisata Bahari Lamongan dengan desa Paciran dan Kabupaten Lamongan sendiri, membawa hubungan timbal balik yang baik walaupun ada yang berdampak negatif. Adanya WBL memberikan wisatawan nusantara dan mancanegara terkadang  berkunjung ke tempat pemukiman waaga mereka ingin mengetahui antusias warga Paciran terhadap keberadaan WBL.
Tidak hanya itu pemerintahan kebupaten Lamongan sendiri, setelah adanya WBL menjadikan hubungan erat bengan PT Bunga Wangsa Sejati atas hubungan kerjasamanya. Dulu sebelum WBL menjadi tempat wisata WBL, yang mananya Tanjung Kodok tempat ini lumayan ramai dikunjungi wisatawan  nusantara tapi sekarang setelah berubah menjadi tempat wisata yang besar yang bernama Wisata Bahari Lamongan sekarang tempat ini begitu banyak dikunjungi oleh wisatawan Nusantara dan Mancanegara. Dari sinilah WBL memberikan hubungan timbal balik yang baik, pendapatan daerah Lamongan meningkat karena keberadaan wisata ini, selain itu memberikan peningkatan pula pendapatan  bagi masyarakat sekitar yang menjajakan kuliner khasnya.
·        Dampak yang Ditimbulkan Adanya Wisata Bahari Lamongan terhadap Masyarakat Sekitar Desa Paciran Kabupaten Lamongan
a.       Dampak Positif
1.      Adanya Wisata Bahari Lamongan, menjadikan wilayah desa Paciran lebih dikenal orang akan apa yang menjadi ciri khas daerah ini.
2.     Adanya Wisata Bahari Lamongan, memberikan masukan devisa Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk daerahnya
3.    Adanya Wisata Bahari Lamongan, memberikan kesempatan untuk masyarakat Paciran bekerja di tempat wisata ini ( memberikan peluang pekerjaan).
4.    Adanya Wisata Bahari Lamongan, memberikan inisiatif masyarakat untuk menawarkan barang dagangannya di luar tempat Wisata Bahari Lamongan, tepatnya dipinggiran jalan raya.
5.  Adanya Wisata Bahari Lamongan, memberikan pemasukan pendapatan orang yang berjualan makanan khasnya Paciran
6.      Dan lain sebagainya.
b.      Dampak Negatif
1.      Adanya Wisata Bahari Lamongan, memberikan dampak bagi masyarakat untuk bergaya hidup mewah.
2.      Adanya Wisata Bahari Lamongan, memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berpacaran di tempat wisata ini.
3.   Gaya hidup masyarakat sekitar  menjadi lebih glamour karena banyaknya wisatawan asing yang masuk.
4.     Polusi udara yang semakin menambah, menyebabkan semakin sedikitnya oksigen yang di hirup.
5.      Daerah ini menjadi lebih sesak karena banyaknya pendatang yang masuk.
6.      Dan lain sebagainya.
Sumber
Ross, Gleen F. Psikologi Pariwiata. 1998. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Http:/www.PemkabLamongan.com/14/11/2004.html.
Http://www.rumahtulisan.com/13/10/2008/aneka-rupa/rezeki-berjuta-dari-makanan-desa.html.

Sejarah Koperasi di Indonesia


Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Maka dari itu, sejarah koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kehadiran pedagang-pedagang Bangsa Eropa di negeri ini. Kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia ketika itu masih cenderung bersifat tradisional. Namun, setelah datangnya pedagang-pedagang Bangsa Eropa dan keterlibatan mereka dalam hubungan perdagangan dengan masyarakat Indonesia, perdagangan di Indonesia menjadi meningkat.
Lambat laun, karena didorong oleh keserakahan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, hubungan perdagangan itu kemudian berubah menjadi keinginan menguasai oleh bangsa-bangsa Eropa. Hampir semua pedagang-pedagang bangsa Eropa bermaksud menguasai mata rantai perdagangan antara daerah-daerah di Asia dengan daratan Eropa, yaitu dengan menerapkan cara-cara perdagangan monopoli. Dari sini, hubungan yang semula hanya bersifat murni perdagangan, menjelma menjadi praktik penjajahan.
Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia dibagi atas empat bagian:
1.      Zaman Belanda
2.      Zaman Jepang
3.      Periode 1945-1967
4.      Periode 1967-1998